Daerah  

Komisi II DPRD Batam Lakukan Sidak di Pasar Mitra Raya, Pastikan Ketersediaan Bahan Pokok Aman Jelang Ramadan

Batam, Jendelakepri.com: Komisi II DPRD Kota Batam melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke Pasar Mitra Raya, Batam Center, pada Selasa (4/3/2025). Sidak ini bertujuan untuk memastikan ketersediaan bahan pangan menjelang bulan Ramadan dan Idulfitri, serta mengawasi stabilitas harga bahan pokok di pasar kelas menengah tersebut.

Ketua Komisi II DPRD Batam, Muhammad Yunus Muda, mengungkapkan bahwa ketersediaan bahan pangan di Pasar Mitra Raya dalam kondisi aman. Stok pangan, termasuk sayur, telur, dan ayam, dinilai cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat hingga Idulfitri. Pasar ini, yang dikenal dengan daya beli masyarakat yang lebih tinggi dibandingkan pasar tradisional lainnya, menunjukkan harga sembako yang stabil.

“Harga sembako masih terjaga stabil, dan stok pangan mencukupi untuk kebutuhan hingga Idulfitri nanti,” ujar Yunus Muda di lokasi sidak.

Namun, Yunus menekankan pentingnya koordinasi lebih lanjut dengan Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Batam untuk memastikan pasokan pangan tetap lancar dan harga tidak mengalami lonjakan yang signifikan.

“Sidak ini merupakan langkah antisipatif untuk menjaga stabilitas harga dan pasokan bahan pokok selama Ramadan hingga Idulfitri,” tambahnya.

Anggota Komisi II DPRD Batam, Gabriel Sianturi, juga memberikan informasi terkait kondisi harga yang relatif stabil. Namun, ada sedikit kenaikan pada harga santan, yang disebabkan oleh tingginya permintaan menjelang bulan puasa. “Harga daging dan sayuran stabil, namun santan mengalami kenaikan harga, karena kelapa yang beredar di Batam sebagian besar berasal dari luar daerah,” ungkap Gabriel.

Sementara itu, Kabid Pasar Disperindag Batam, Elfasi, menjelaskan bahwa kenaikan harga bahan pokok menjelang hari besar seperti Ramadan dan Idulfitri adalah fenomena yang biasa terjadi. Lonjakan harga, menurut Elfasi, sering kali dipicu oleh panic buying masyarakat yang berusaha membeli stok lebih banyak menjelang puasa.

“Contohnya cabai, yang sering dibeli dalam jumlah besar menjelang Ramadan. Ketika banyak orang melakukan hal yang sama, permintaan melonjak, dan harga ikut naik,” jelas Elfasi.

Elfasi juga membahas masalah pasokan santan di Batam, yang sebagian besar bergantung pada kelapa dari daerah luar, seperti Bintan, Tembilahan, dan Dumai. Meskipun stok santan tercatat cukup stabil, lonjakan permintaan selama Ramadan menyebabkan pasokan melambat.

“Normalnya, kebutuhan santan di Batam sekitar 5 ton per hari, namun selama Ramadan, bisa meningkat menjadi 7-8 ton per hari,” ujarnya. Meskipun demikian, distribusi santan telah terganggu sejak awal tahun 2025, yang memengaruhi ketersediaan di pasar.

Elfasi juga mencatat harga santan murni saat ini berkisar Rp 46 ribu per kilogram, dengan alternatif santan campuran yang dijual antara Rp 23-25 ribu per kilogram. Pemerintah daerah, kata Elfasi, terus berupaya untuk menjalin kerja sama dengan daerah lain guna mengamankan pasokan bahan baku santan.

“Kepri sendiri belum mampu memenuhi kebutuhan kelapa untuk produksi santan di Batam, sehingga kerja sama dengan daerah lain sangat diperlukan untuk memastikan ketersediaan pasokan,” pungkas Elfasi.***