Batam, Jendelakepri.com – PABOI Batam-Kepri meluncurkan langkah besar lewat Batam Orthopaedi Seminar and Workshop (BOSS) 2025, sebuah seminar yang ditujukan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan tenaga medis. Acara perdana ini membahas penanganan cedera tulang, sendi, hingga teknologi terbaru stem cell dalam ortopedi.
Kegiatan yang digelar dua hari di Harris Hotel Batamcenter, Sabtu–Minggu (12–13/9/2025), diawali dengan workshop keterampilan kemudian dilanjutkan seminar dan simposium ilmiah. Ketua Umum PABOI, Prof. Dr. dr. Ismail Hadi Soebroto Dilogo, Sp.OT, Subsp.P.L (K), hadir langsung untuk memberikan kuliah pleno bertajuk Stem Cell in Orthopaedic and Traumatology in Daily Practice.
Pada kesempatan itu, Prof. Ismail juga meresmikan pengurus baru PABOI Batam-Kepri periode 2025–2028. Sebanyak 14 dokter ortopedi dilantik untuk memperkuat pelayanan kesehatan di wilayah Kepulauan Riau.
Ketua PABOI Batam-Kepri, Dr. dr. Ronny Sutanto, Sp.OT, Subsp. CO(K), MARS, menegaskan hadirnya organisasi ini akan memberi dampak besar bagi peningkatan layanan ortopedi. “Kami ingin PABOI Batam bukan hanya ada di atas kertas, tetapi aktif memberikan manfaat nyata melalui kegiatan ilmiah, bakti sosial, dan edukasi kesehatan,” ujarnya.
Ronny menambahkan, visi PABOI Batam adalah memperkuat posisi Kepri di tingkat nasional. “Misi kami melindungi anggota, memperbaiki sistem pelayanan, sekaligus mendorong pemerataan akses ortopedi ke daerah-daerah seperti Anambas dan Tanjungpinang,” tegasnya.
Sementara itu, Ketua Panitia BOSS 2025, dr. Deded Yudha Pranatha, Sp.OT, mengatakan seminar ini mengangkat tema Empowering Your Orthopedic Daily Practice. Materi disajikan dalam empat simposium dengan pembicara nasional yang membahas cedera olahraga, kegawatdaruratan ortopedi, osteoporosis, hingga infeksi sendi.
“Kalau workshop kemarin fokus pada praktik keterampilan, hari ini lebih ke pembaruan ilmu. Tujuannya agar dokter umum dan perawat lebih siap menangani pasien ortopedi di layanan primer,” jelas Deded.
Deded menuturkan, tingginya angka kecelakaan lalu lintas, khususnya roda dua, di Kepri menjadi latar belakang pentingnya seminar ini. “Kasus patah tulang dan cedera sendi makin meningkat. Tenaga medis harus punya pemahaman standar penanganan darurat agar pasien tertangani lebih cepat dan tepat,” katanya.
BOSS 2025 diikuti 175 peserta dari berbagai daerah, termasuk Jakarta, Padang, Malang, Aceh, Lampung, hingga Kalimantan Barat. Jumlah tersebut melampaui target awal panitia yang hanya menyiapkan kuota untuk peserta dari Kepri.
Selain sesi ilmiah, puluhan perusahaan alat kesehatan ortopedi juga hadir memamerkan produk terbaru. Salah satunya perangkat penggantian sendi lutut dan pinggul yang kini sepenuhnya ditanggung BPJS, sehingga semakin banyak pasien bisa mendapatkan layanan tanpa biaya tambahan.
Dengan suksesnya penyelenggaraan perdana ini, PABOI Batam optimistis BOSS akan menjadi agenda tahunan. “Responnya luar biasa, dan ini motivasi untuk terus menghadirkan forum serupa. Kami ingin Batam menjadi pusat pengembangan ilmu ortopedi di barat Indonesia,” tutup Deded.