Batam, jendelakepri.com – Pertamina Patra Niaga, menawarkan produk-produk tersebut untuk mendukung program Satuan Kerja Khusus (SKK) Migas dalam mencapai target produksi minyak One Billion Barrel.
Samuel Hamonangan Lubis, Manager Industrial Sales PT Pertamina Patra Niaga menyampaikan hal tersebut dalam kegiatan Pre Indonesia Upstream Oil & Gas Supply Chain Management & National Capacity Building Summit 2024 (IOG SCM & NCB Summit 2024) di Hotel Radisson Batam, Rabu (3/7/2024).
“Kami dari Pertamina Patra Niaga sangat berkomitmen terhadap program pemerintah dalam memenuhi kebutuhan energi melalui produk-produk seperti BBM, Petrochemical, Lubricant, Aviasi, dan LPG,” ujarnya.
Pertamina Patra Niaga, sebagai bagian dari Pertamina Persero, turut berpartisipasi dalam acara ini dengan menampilkan stand yang berbeda dari yang lain. Pihaknya menyediakan foto booth, kopi, memberikan kipas tangan, serta goodie bag kepada setiap pengunjung yang hadir.
Pada acara tersebut, Pertamina Patra Niaga juga menawarkan produk-produk tersebut untuk mendukung program SKK Migas dalam mencapai target produksi minyak One Billion Barrel.
Pihaknya siap menyediakan solusi Supply Chain termasuk pengiriman produk sampai ke lokasi kerja SKK Migas, seperti pengadaan BBM untuk helikopter dan produk Petrochemical seperti Oil Based Mart untuk mendukung kegiatan pengeboran di berbagai lokasi.
Dengan tema Collaboration, Pertamina Patra Niaga berharap dapat membangun kerjasama yang solid dengan kontraktor K3S untuk mendukung industri energi nasional.
“Ini adalah bagian dari upaya kami dalam menyediakan solusi terpadu melalui program Pertamina One Solution, yang tidak hanya menawarkan produk tetapi juga memastikan ketersediaan dan pengiriman tepat waktu ke pelanggan mereka di industri minyak dan gas,” imbuh Samuel.
Pre Indonesia Upstream Oil & Gas Supply Chain Management & National Capacity Building Summit 2024 (IOG SCM & NCB Summit 2024) di Hotel Radisson Batam digelar selama dua hari dari tanggal 3-4 Juli 2024, PT Pertamina Patra Niaga, ikut berpartisipasi dalam event tersebut.
Kegiatan yang dilaksanakan dari tanggal 3-4 Juli, ini menjadi wadah bagi para pelaku industri hulu migas, termasuk Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) dan pemangku kepentingan lainnya, untuk berkolaborasi dan mencari solusi atas berbagai tantangan dalam mencapai target produksi migas nasional.
Kepala SKK Migas, Dwi Soetjipto, menekankan pentingnya forum ini untuk mendorong kolaborasi lebih baik antara pemain migas dan rantai pasoknya. “Forum ini dimaksudkan untuk upaya agar ada kolaborasi yang lebih baik antara pemain migas termasuk supply chain-nya,” ujarnya.
Dwi menjelaskan, pengadaan di sektor hulu migas mencapai sekitar USD 5 miliar atau Rp 75 triliun per tahun, dengan 58 sampai 60 persen di antaranya merupakan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN). Hal ini menunjukkan ada potensi sekitar Rp 45 triliun per tahun yang bisa dimanfaatkan oleh pelaku industri nasional.
Namun, kualitas dan ketepatan waktu masih menjadi tantangan utama yang perlu diselesaikan.
“Potensi kita masih akan banyak ke depan. Proyek dan investasi hingga tahun 2024 ini kita perkirakan mencapai USD 17 miliar atau sekitar Rp 255 triliun,” sebut Dwi. (Dif)