Batam, Jendelakepri.com – Dalam langkah strategis untuk mendukung program hilirisasi mineral timah, PT Solder Tin Andalan Indonesia (STANIA), membuka pabrik baru di Kawasan Industrial Tunas Prima, Kabil, Kota Batam, Jumat (10/5/2024).
Dengan investasi ini, STANIA bertujuan untuk meningkatkan nilai tambah komoditas, memperkuat infrastruktur industri dalam negeri, serta menciptakan lapangan kerja baru di Indonesia.
Hasyim S. Djojohdikusuma, Komisaris Utama PT Arsari Tambang mengatakan, pabrik ini memiliki target produksi awal sekitar 2000 ton solder per tahun, dengan omset mencapai Rp1.2 triliun. Dengan dukungan fasilitas yang baik dari pemerintah setempat dan tenaga kerja berkualitas, STANIA optimis dapat bersaing di pasar global dan membantu pertumbuhan ekonomi Batam.
Sebagai afiliasi dari PT Arsari Tambang, perusahaan tersebut akan fokus pada produksi solder berbahan dasar timah, yang digunakan dalam berbagai aplikasi elektronik seperti mobil listrik, handphone, dan peralatan rumah tangga.
“Tujuannya untuk alat-alat elektronik misalnya untuk mobil-mobil listrik untuk ke handphone atau telepon genggam. Apakah, itu Apple atau iPhone atau Samsung juga alat-alat televisi atau lebih segala hal elektronik itu perlu solder timah,” jelas Hasyim.
Dengan sistem produksi rendah emisi karbon dan standar internasional dalam pengendalian mutu dan keamanan kerja, STANIA berkomitmen untuk menjadi penyedia solder terkemuka yang mendukung industrialisasi Indonesia.
“Untuk karyawan tetap kita ada 80 orang. Sementara, karyawan kontrak 240 orang,” sebutnya.
Pihaknya memilih Kota Batam, sebagai target pasar ekspor. Hal ini dikatakan, Komisaris Utama PT Solder Tin Andalan Indonesia, Aryo Djojohadikusumo. Namun yang lebih luar biasa dari Kota Batam, banyaknya pabrik elektronik di Batam dan akan terus bertambah.
“Misalnya Infineon, Vegatron dan lainnya. Bahkan banyak sekali orang Indonesia yang tidak tahu, bahwa I-Phone pun di produksi di Kota Batam,” katanya.
Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau, Pemerintah Kota Batam dan BP Batam telah memberikan fasilitas yang mudah dalam bentuk fiskal. Sehingga bisa menambah kapasitas sangat mudah dan bersaing bersama kompetitor kita.
“Banyak timah republik Indonesia yang sudah di ekspor ke Korea, Amerika, Eropa, China Taiwan, India dan Amerika,” jelas Aryo.
Gubernur Kepulauan Riau (Kepri), Ansar Ahmad menyambut baik langkah tersebut sebagai indikator infrastruktur yang memadai di Kota Batam, yang merupakan lokasi strategis dengan banyaknya pabrik elektronik. Ia menegaskan pentingnya kerja sama antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan pelaku industri untuk mendorong pertumbuhan ekonomi regional dan nasional.
“Saya bersama Pak Rudi (Walikota/Kepala BP Batam) akan bekerjasama meningkat pertumbuhan ekonomi Kepri. Kami sangat menyambut baik pelaku usaha yang membuka pabrik baru di Batam khususnya,” harap Ansar Ahmad.
Tampak Hadir Kepala BP Batam/Wali Kota Batam Muhammad Rudi. Kepala Biro Humas, Promosi, dan Protokol BP Batam Ariastuty Sirait, Kepala Disperindag Pemko Batam Gustian Riau, Kepala Dinas Penanaman Modal dan PTSP Reza Khadafi, Waka III DPRD Batam Ahmad Surya, Ketua DPD Gerindra Kepri Iman Sutiawan, dan tamu lainnya. (Dif)