Daerah  

Sekolah Rakyat Tanjungpinang Sudah 91 Persen Siap, MPLS Mulai 30 September 2025

Sekolah Rakyat Tanjungpinang Sudah 91 Persen Siap, MPLS Mulai 30 September 2025. (F. Pemko Tanjungpinang)

Tanjungpinang, jendelakepri.com – Kepala Sekolah Sekolah Rakyat (SR) Kota Tanjungpinang Reni Putri Rahmadani menyampaikan bahwa kesiapan fasilitas SR kini sudah mencapai 91 persen.

Adapun fasilitas yang telah rampung meliputi empat asrama putri dan lima asrama putra, dengan kapasitas 14 siswa per kamar, didukung dengan satu wali asuh untuk mendapingi sepuluh anak.

Ruang belajar, mushola, unit kesehatan sekolah (UKS), dapur, dan ruang makan pun telah rampung dan tersedia guna mendukung sistem sekolah berasrama (boarding school).

“Kamis atau Jumat ini tim Kemensos akan meninjau persiapan akhir, termasuk vendor makanan dan perlengkapan belajar,” ungkap Reni.

Reni juga mengatakan bahwa Kementerian Sosial (Kemensos) RI telah menugaskan 19 orang guru untuk mengajar di Sekolah Rakyat Kota Tanjungpinang, baik untuk jenjang SD, SMP, dan SMA.

“Empat guru berasal dari Tanjungpinang, sedangkan yang lainnya dari luar daerah. Dimana mereka dijadwalkan tiba pada 25 September 2025,” jelasnya.

Adapun menurut Reni secara umum tenaga pengajar di Sekolah Rakyat sudah siap, namun khusus untuk kebutuhan guru bahasa inggris dan seni budaya masih menunggu penempatan.

100 Anak Kurang Mampu dan Putus Sekolah Mulai MPLS 30 September 2025

Setelah meninjau langsung kesiapan SR pada Rabu, 17 September 2025, Wali Kota Tanjungpinang Lis Darmansyah menyampaikan sebanyak 100 anak dari keluarga kurang mampu dan putus sekolah akan memulai kegiatan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) di Sekolah Rakyat pada 30 September 2025.

“Insya Allah anak-anak segera mulai belajar disini. Kami meninjau memastikan semua telah siap dan berjalan baik,” katanya.

Lebih lanjut Lis juga mengungkapkan bahwa masih ada lebih dari 900 anak putus sekolah di Tanjungpinang. Sekolah Rakyat ini diharapkan menjadi solusi akan tantangan pendidikan yang ada di wilayahnya.

Ia pun berharap orang tua murid yang menitipkan anaknya di Sekolah Rakyat bisa beradaptasi terhadap sistem berasrama ini, dan memiliki pemahaman yang baik dan ikhlas merelakan berpisah sementara dengan anaknya yang menimba ilmu untuk arah masa depan yang lebih baik.

“Karena itu sosialisasi terus kami lakukan. Ini adalah program pengentasan kemiskinan yang tepat sasaran, serta memberi akses pendidikan layak sekaligus membentuk kemandirian,” tutupnya. (*)